Rabu, 21 Oktober 2015

KESUKSESAN SERTA KEMAJUAN PESAT JEMAAT AHMADIYAH



Ringkasan Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad, Khalifatul
Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz

di Baitul Aafiyat – Jerman, 16 Oktober 2015.

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ
أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ *
الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ
نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[،
آمين.

Pada saat kunjungan saya (Hadhrat Khalifatul Masih aba) ke Belanda,
ada seorang wartawan yang menulis di koran lokal serta juga
diterbitkan di koran nasional. Ia bertanya kepada saya apakah Jemaat
Ahmadiyah merupakan Jemaat yang paling pesat perkembangannya di
seluruh dunia. Saya menjawabnya bahwa di tingkat internasional,
sungguh Jemaat ini merupakan Jemaat yang paling pesat perkembangannya.
Hal ini juga diakui oleh pihak-pihak lain dan sungguh merupakan sebuah
dalil yang luar biasa terhadap kebenaran Hadhrat Masih Mau’ud as bahwa
suara yang berasal dari sebuah kampung kecil di India, sekarang sedang
menggema di setiap kota di dunia. Keagungannya menjadi lebih gemilang
karena tidak pernah terbayangkan oleh orang-orang bahwa suara ini
kemudian akan diakui dan dikenal di seluruh dunia. Namun demikian
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda dengan penuh keyakinan bahwa beliau
as mendapatkan kabar dari Allah Ta’ala bahwa akan tiba suatu masa
ketika Jemaat Ahmadiyah akan di seluruh dunia dan perkembangannya akan
menjadi suatu tanda pertolongan ilahi.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa Allah Ta’ala sedang menyebarkan
Jemaat ini di muka bumi dan sungguh Allah Ta’ala menghendaki untuk
menyebarkannya di dunia.  Dalam suatu riwayat beliau as bersabda bahwa
secara perlahan, Allah Ta’ala akan menyebarkan Jemaat ini dengan
sedemikian rupa sehingga orang-orangnya akan memperoleh kemenangan di
atas setiap orang dan segala macam ujian dan cobaan saat ini akan
hilang. Beliau as bersabda bahwa ini merupakan sunnah Allah Ta’ala
bahwa segala perkara senantiasa berjalan secara bertahap. Namun tidak
ada sebatang pohon pun yang akan berbuah secepat kemajuan Jemaat kita
ini. Ini adalah dari Allah Ta’ala dan ini merupakan Tanda dan
Mukjizat-Nya.

Kita teguh dalam keimanan bahwa sebagaimana Allah Ta’ala pada 125
tahun yang lalu telah menyebarkan suara yang berasal dari sebuah
kampung terpencil di India ke seluruh dunia, Dia juga bahkan terus
menciptakan suatu jemaat orang-orang mukhlis yang senantiasa
meningkatkan kualitas kesetiaan dalam keimanannya terhadap Hadhrat
Masih Mau’ud as. Dengan karunia Allah Ta’ala, Dia akan menggenapi hal
ini bahwa ujian dan cobaan akan hilang dan Jemaat ini akan senantiasa
unggul di atas yang lainnya.

Dunia sedang menyaksikan kemajuan yang kita alami secara bertahap ini
dan itulah sebabnya wartawan tersebut memberikan pertanyaan seperti
itu kepada Hadhrat Khalifatul Masih. Banyak pihak lain juga
menyampaikan pertanyaan ini serta mengakui kemajuan yang kita alami.
Sungguh kita sedang mengalami berbagai ujian dan cobaan juga. Namun
begitu, ujian dan cobaan ini, baik terhadap individu maupun Jemaat,
senantiasa disertai oleh tanda-tanda pertolongan Ilahi lebih dari pada
sebelumnya. Jika setiap ahmadi yang hijrah dari Pakistan ke
negeri-negeri Barat ini memiliki rasa syukur, maka mereka tidak akan
menyangkal bahwa Allah Ta’ala telah banyak menurunkan karunia kepada
mereka. Berbagai laporan dari seluruh dunia mengenai para mubayin baru
juga menceritakan berbagai kisah yang mengherankan yakni meskipun
berada di tempat yang jauh serta terdapat penentangan, akan tetapi
Allah Ta’ala senantiasa terus menunjukan kepada kita tanda-tanda
Pertolongan-Nya. Jika ini merupakan Jemaat buatan manusia maka tentu
segala penentangan serta penyiksaan terhadap pengikut Jemaat Hadhrat
Masih Mau’ud as ini telah membinasakan Jemaat ini sekarang juga serta
kebohongannya pun pasti akan terungkap. Akan tetapi, Allah Ta’ala di
sini malah senantiasa memperlihatkan kemajuan kepada kita!

Di dalam suatu majelis, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa para
penentang sedemikian rupa melakukan penentangan dengan berbagai cara
akan tetapi Allah Ta’ala tetap memberikan kemajuan kepada kita. Ini
adalah suatu bukti kebenaran bahwa dunia senantiasa berupaya keras
namun kebenaran terus saja tersebar. Jenis penentangan apa yang belum
pernah dilancarkan terhadap kita! Akan tetapi, pada akhirnya para
penentang kita lah yang akan mengalami kegagalan. Ini adalah tanda
Allah Ta’ala.

Pada hari ini, meskipun para penentang masih terus berupaya keras
untuk menghancurkan kita serta para ulama bahkan pemerintah pun ikut
serta di dalamnya namun sabda Hadhrat Masih Mau’ud as senantiasa
tergenapi bahwa para penentang terus mengalami kegagalan sedangkan
orang-orang terus saja baiat ke dalam Jemaat kita.

Pada masa Hadhrat Masih Mau’ud as, ada seseorang dari Lahore yang
merupakan pengikut dari seorang petapa, melihat sebuah mimpi dimana
dikatakan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as merupakan seorang yang benar.
Ia kemudian berkonsultasi dengan petapa tersebut yang kemudian berkata
bahwa kemajuan yang dialami oleh Mirza Sahib selama ini merupakan
bukti kebenarannya. Seorang petapa lainnya yang juga ada pada saat itu
berkata bahwa ia juga ingin menanyakan hal ini kepada Tuhan. Pada hari
berikutnya, ia membenarkan apa yang dikatakan oleh petapa sebelumnya.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa pada masa ini, begitu banyak
mimpi dan rukya sedang dirasakan. Hal tersebut menunjukan bahwa Allah
Ta’ala berkehendak untuk memberikan kabar kepada orang-orang melalui
mimpi dan rukya. Para malaikat Allah Ta’ala senantiasa berada di
Langit seraya menaungi orang-orang dan meletakan keyakinan kepada
mereka untuk menerima Hadhrat Masih Mau’ud as.

Ada seseorang yang ingin menulis buku untuk menyangkal kebenaran
Hadhrat Masih Mau’ud as. Ia bermimpi bahwa Hadhrat Rasulullah saw
berkata padanya bahwa engkau hendak menuliskan sangkalan terhadap
Mirza Sahib sementara ia adalah seorang yang benar. Demikianlah
bimbingan Allah Ta’ala terhadap orang-orang yang memiliki fitrat yang
suci.

Saat ini, sarana pertablighan telah banyak tersedia. Meskipun
demikian, bimbingan dan petunjuk Allah Ta’ala melalui mimpi dan rukya
sedemikian rupa memberikan pengaruh yang luar biasa untuk membuka hati
orang-orang. Sungguh pertablighan juga terus berjalan namun Allah
Ta’ala terus memberikan petunjuk kepada orang-orang secara langsung.
Beberapa kisah akan disampaikan dimana orang-orang senantiasa
memperoleh bimbingan-Nya dan beberapa di antaranya tinggal di daerah
terpencil dimana tidak tersedia sarana komunikasi.

Mubaligh kita mengunjungi sebuah pulau kecil di pesisir Mauritius. Di
sana, ada seseorang yang pernah melihat Hadhrat Masih Mau’ud as dalam
sebuah mimpi. Ketika ia berkesempatan menonton MTA dan melihat foto
Hadhrat Masih Mau’ud as, ia berkata bahwa sungguh ini merupakan wujud
yang saya lihat di dalam mimpi. Hal ini memberikannya keyakinan bahwa
Ahmadiyah merupakan Islam sejati dan ia pun mengambil baiat.

Di Guinea Conakry, seorang mahasisiwa sedang ditablighi namun belum
ada keinginan untuk baiat. Pada akhirnya, ia berkata bahwa ia merasa
puas dan ingin baiat. Ketika ditanya apa yang membawanya untuk baiat,
ia berkata bahwa ia melihat sebuah mimpi. Ia berada di atas sebuah
perahu sedangkan ada perahu lainnya sedang tenggelam. Orang-orang di
atas perahu tersebut meminta pertolongan. Orang-orang yang berada di
atas perahunya memberikan pertolongan dan mengangkat mereka ke atas
perahunya. Ia melihat bahwa setiap orang duduk mengelilingi sebuah
meja dan di tengah-tengah mereka ada Hadhrat Masih Mau’ud as yang
memberikan susu yang sangat lezat untuk diminum. Mahasisiwa tersebut
memahami mimpi ini bahwa air yang menganugerahkan kehidupan hanya
dapat diperoleh dengan berada di atas perahu Hadhrat Masih Mau’ud as
dan dengan masuk ke dalam Jemaatnya. Dengan demikian, ia pun mengambil
baiat.

Seorang penduduk Pantai Gading melihat mimpi bahwa ada sebuah
keramaian yang besar dan seorang sahabatnya berkata bahwa Imam Mahdi
berada di tengah-tengah keramaian tersebut dan memberikan nasehat agar
menjadi seorang Ahmadi. Ia pun menjadi Ahmadi di dalam mimpinya
tersebut. Ia pun kemudian melihat di dalam mimpi bahwa Hadhrat Masih
Mau’ud as sedang melakukan tabligh. Orang tersebut kemudian berbaiat.

Seseorang dari Kerala, India memperoleh taufik untuk baiat beberapa
bulan yang lalu melalui sebuah mimpi. Kemudian ia berkesempatan untuk
menonton MTA dan minatnya pun meningkat. Ia telah berbaiat kepada
seorang Pir pada saat itu. Beberapa bulan kemudian setelah menonton
MTA, ia melihat mimpi bahwa ia berada di makam Hadhrat Masih Mau’ud as
dan almarhum pir tersebut ada bersamanya. Setelah mimpi tersebut ia
berkeinginan keras untuk baiat walaupun ia diminta untuk menelaah
Ahmadiyah terlebih dahulu. Ia akhirnya berangkat ke Qadian dan baiat
di sana.

Seseorang dari Tunisia berkata bahwa walaupun ia merasa terkesan
dengan Jemaat namun ia masih belum yakin untuk baiat karena ia belum
siap untuk menerima Imam Mahdi sebagai seorang Nabi Allah. Ia baru
akan beriman jika Allah Ta’ala sendiri yang mengatakan kepadanya bahwa
Mirza Ghulam Ahmad merupakan seorang Imam Mahdi. Sementara itu,
seorang Ahmadi memberikannya sebuah hadis mengenai seseorang yang
tidak menerima Imam Mahdi setelah mengenalnya, akan mati dalam
kebodohan. Ia melakukan shalat istikharah dan melihat mimpi bahwa ia
sedang menilawatkan Al-Quran dan berhenti ketika melihat tertulis di
sana "إني أنصرك يا أحمد" “Sesungguhnya Aku menolongmu, hai Ahmad!”.
Setelah itu, ia pun mengambil baiat.

Di suatu kampung kecil di Mali, ada seseorang yang bermimpi pada tahun
1964 bahwa ada 2 orang berkata bahwa Imam Mahdi telah datang, maka
ambillah baiat. Suatu berlalu suatu masa yang panjang, ia pun lupa
terhadap mimpinya. Tahun lalu, ia mendengarkan stasiun radio kita yang
memberitakan tentang kedatangan Imam Mahdi. Berita ini membuatnya
teringat kembali akan mimpinya dan ia sangat bersyukur bahwa sekarang
ia telah diberi taufik untuk baiat sebelum pergi dari dunia ini dan
telah memenuhi sesuatu yang telah diberitahukan kepadanya  50 tahun
lalu.

Di Swaziland, ada seorang Ahmadi muda, yang mengambil baiat beberapa
tahun yang lalu, telah memperoleh mimpi pada malam ke 27 bulan
Ramadhan. Ia melihat bulan bersinar dengan segala kecemerlangannya dan
membuatnya begitu terang seperti siang hari. Ia mendengar suara bahwa
ini merupakan cahaya yang kamu temukan, maka pegang teguhlah
terhadapnya dan cahaya tersebut secara perlahan akan menyebar ke
seluruh Swaziland. Dijelaskan kepadanya di dalam mimpi tersebut bahwa
ini merupakan cahaya Ahmadiyah.

Seorang sesepuh dari Mali telah mendengar mengenai Jemaat namun belum
memiliki keyakinan. Ia memutuskan untuk menyendiri dan berdoa selama
40 hari. Pada malam yang ke 20, ia bermimpi dimana ia melihat Hadhrat
Masih Mau’ud as dan Khalifatul Masih mendatangi rumahnya dan
membawanya ke Langit. Mimpi tersebut membuatnya puas dan ia pun
mengambil baiat.

Seseorang dari Mali telah mendengar tentang Jemaat namun belum yakin
apakah Jemaat ini benar atau tidak. Ia mendirikan shalat Istikharah
dan pada hari ketiga, ia melihat mimpi bahwa ia berada di atas sebuah
perahu yang tenggelam di tengah laut. Seorang anak kecil muncul dari
air dan berkata jika engkau ingin selamat, maka terimalah Ahmadiyah.
Orang tersebut kemudian menerima Jemaat di dalam mimpinya dan tentunya
ia juga kemudian mengambil baiat.

Di Sierra Leone, ada seorang putra Ahmadi yang menjauh dari Jemaat
karena beberapa alasan dan telah masuk Jemaat Tabligh. Mubaligh kita
beserta ayahnya telah berusaha menasehatinya namun tidak juga
berhasil. Ia bermimpi melihat sebuah foto Hadhrat Masih Mau’ud as yang
indah di langit. Pada hari berikutnya ia masuk kembali ke dalam Jemaat
Ahmadiyah.

Orang-orang diberi bimbingan melalui mimpi tidak hanya mengenai
kebenaran Hadhrat Masih Mau’ud as namun juga mengenai Khilafat
sesudahnya bahwa Khilafat ini memiliki pertolongan Ilahi dan membawa
misi Hadhrat Masih Mau’ud as.

Seseorang dari Nigeria bermimpi sedang berpergian dengan sebuah kapal.
Ketika kapal tersebut sampai di tengah lautan, badai menghadang dan
kapal tersebut mulai tenggelam. Sesaat kemudian seseorang meraihnya
dengan tangannya dan menyelamatkannya. Ia tidak mengenal siapa orang
tersebut. Di kemudian hari, ia bertemu dengan seorang Ahmadi yang
menceramahinya dan melihat Hadhrat Masih Mau’ud as di MTA. Ia mengenal
beliau sebagai seseorang dari Tuhan yang telah menyelamatkannya dari
kapal yang tenggelam. Walhasil, ia dan seluruh anggota keluarganya
menjadi Ahmadi.

Seorang dokter dari Sudan ingin mengambil baiat. Ia datang shalat
Jumat dan berkata bahwa istrinya telah melihat Hadhrat Khalifatul
Masih IV rh di dalam mimpi yang menanyakan kenapa mereka belum
mengambil baiat. Sementara itu, putrinya berkata bahwa ia melihat
Hadhrat Khalifatul Masih V berdampingan dengan Hadhrat Umar ra di
dalam mimpi. Hal ini meyakinkan dokter tersebut bahwa Jemaat ini
benar. Beliau berasal dari keluarga sufi. Beliau berkonsultasi dengan
seorang sufi di Jemaatnya yang senantiasa melihat mimpi dan rukya yang
benar dan bertanya kepadanya apakah ia mengetahui kedatangan Imam
Mahdi. Orang suci tersebut mengatakan padanya bahwa Imam Mahdi sungguh
telah datang dan juga telah wafat. Dokter tersebut bertanya bahwa
apakah ia seharusnya berbaiat kepada Khalifah yang kelima dari Imam
Mahdi ini. Orang suci tersebut menjawab iya. Istrinya juga bertanya
kepada orang suci tersebut mengenai baiat dan ia menjawab bahwa ketika
seseorang sudah berbaiat, ia tidak akan lagi merasakan takut terhadap
seorang pun kecuali kepada Allah Ta’ala.

Di Benin, ada seseorang yang telah pindah ke sebuah tempat yang baru.
Ia melihat ada 2 mesjid di lingkungannya lalu bertanya-tanya mesjid
yang mana yang harusnya ia datangi! Pertama-tama ia pergi ke mesjid
non-Ahmadi dan kemudian ke mesjid Ahmadi. Ia mencari informasi
mengenai dua mesjid tersebut. Orang-orang senantiasa mengkritik para
Ahmadi. Namun ia merasa bahwa mesjid Ahmadi ini lebih baik namun
sebaliknya orang-orang malah mengkritiknya. Ia berdoa meminta petunjuk
dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Ia mendapatkan kedamaian di mesjid
Ahmadi akan tetapi di mesjid yang lain, orang-orang menyebut Ahmadi
ini sebagai orang-orang kafir sedangkan ia tidak merasa nyaman di
mesjid tersebut. Ia mulai melaksanakan shalat di rumah. Beberapa hari
kemudian, ia bermimpi dan melihat dua batang sabun, salah satunya
buatan Jerman dan berwarna biru sedangkan yang lainnya adalah sabun
lokal. Dalam kondisi setengah sadar, mimpi tersebut ditafsirkan bahwa
warna biru tersebut berkonotasi dengan warna karpet mesjid yang
berwarna biru. Ketika ia terbangun, ia merasa bahwa warna karpet di
mesjid Ahmadi berwarna hijau. Namun, ia kemudian pergi dan melihat
kedua mesjid tersebut sekali lagi dan menyadari bahwa karpet mesjid
Ahmadiyah berwarna biru. Ia mulai melaksanakan shalat di mesjid
Ahmadiyah. Ia bermimpi lagi bahwa Imam mesjid tersebut memberinya
sebuah buku yang di dalamnya terdapat sebuah foto yang sangat indah.

Setelah shalat jumat, ia berkata kepada Imam mesjid bahwa ia ingin
membaca buku Ahmadiyah. Imam tersebut berkata kepadanya bahwa ia akan
memberikan sebuah buku beberapa hari ke depan. Kebetulan, buku yang
Imam tersebut berikan bukanlah buku teologi atau mengenai kedatangan
Hadhrat Masih Mau’ud as atau hadis-hadis melainkan buku Krisis Dunia
dan Jalan Menuju Perdamaian. Ketika ia membuka buku tersebut, ia
melihat sebuah foto saya (Hadhrat Khalifatul Masih V aba) pada halaman
pertamanya dan berkata, “Ini sungguh foto yang saya lihat di dalam
mimpi.” Kepadanya juga diperlihatkan Al-Quran di dalam mimpi dan
beberapa hari kemudian ia melihat salinan Al-Quran dalam bahasa
Perancis di mesjid yang ia lihat di dalam mimpi. Dalam kondisi
setengah sadar, ia diberitahukan mengenai 10 perintah dan setiap
perintah benar-benar menyentuhnya. Kemudian, mubaligh kita memberinya
selembar kertas dan berkata bahwa kertas tersebut berisi 10 syarat
baiat untuk mengamalkan ajaran Islam. Ketika ia membacanya, ia merasa
sangat tersentuh bagaimana Allah Ta’ala telah membimbingnya. Ia pun
mengambil baiat.

Seseorang dari Mesir bermimpi di tahun 2004. Ia melihat bahwa ia ada
bersama Hadhrat Khalifatul Masih IV rh yang sedang bersantai dan
berkata kepadanya, “Engkau harus mencari tahu mengenai permasalahan
ini”. Orang tersebut tidak memahami mimpi ini dan ia pun belum pernah
melihat Hadhrat Khalifatul Masih IV rh sebelumnya. Empat tahun
kemudian, ia menonton MTA dan kemudian mencari tahu. Allah Ta’ala
membimbingnya. Pada bulan November 2014 sebelum baiat, ia melihat
mimpi bahwa ia berada di sebuah mesjid yang penuh dengan orang yang
shalat. Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud as muncul dan melihat ke
arahnya. Ia pun mendekati Hadhrat Masih Mau’ud as dan melihat Hadhrat
Khalifatul Masih I ra di tempat beliau as. Orang-orang menyebut beliau
ra dengan panggilan Abu Bakar Siddiq. Ia pun mendekatinya dan melihat
saya (Khalifatul Masih V) berada di tempat beliau ra. Beliau aba
dengan segera mengangkat tangan untuk berdoa dan memintanya juga untuk
berdoa. Ia pun kemudian ikut berdoa. Orang tersebut menafsirkan mimpi
tersebut bahwa pengabulan doa adalah dengan keberkatan-keberkatan
Hadhrat Masih Mau’ud as dan para Khalifahnya.

Suatu kali Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda kepada seorang mubayin
baru, “Engkau sangat beruntung sekali bahwa pintu-pintu yang Allah
Ta’ala tutup terhadap para ulama-ulama terkemuka malah terbuka bagi
engkau.”

Ini merupakan ihsan Allah Ta’ala terhadap para Ahmadi bahwa mereka
telah diberikan karunia untuk menerima Hadhrat Masih Mau’ud as.
Hendaknya kita senantiasa memperhatikan ihsan Allah Ta’ala ini dan
senantiasa bersyukur atas hal tersebut. Adalah sangat mungkin bahwa
beberapa di antara kita memiliki nenek moyang yang hadir di majelis
tersebut dimana Hadhrat Masih Mau’ud as menyampaikan sabda tersebut.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Lihatlah Jemaat kita ini. Jemaat
ini terdiri dari orang-orang yang dahulunya adalah penentang kita.
Saya menerima banyak surat yang berisi keterangan bahwa ia dahulunya
biasa melancarkan perkataan kotor terhadap saya. Namun sekarang ia
bertaubat dan meminta maaf.”

Bahkan sekarang, ada banyak orang yang memiliki rasa permusuhan namun
setelah baiat, mereka unggul dalam ketulusan.

Mubaligh kita menulis dari Mali bahwa setelah seorang pemuda baiat
lalu istrinya pergi ke saudara laki-laki suaminya dan berkata bahwa
saudaranya itu bukan lagi seorang muslim. Saudaranya itu sangat marah
dan berkata bahwa ia tidak lagi memiliki ikatan apapun dengan
saudaranya jika ia tidak keluar dari Jemaat Ahmadiyah dan menambahkan
bahwa bahkan ia tidak pula akan menghadiri shalat jenazahnya. Namun
demikian, mubayin baru ini tetap teguh. Sementara itu, saudaranya yang
telah mencelanya tadi, mendengarkan Radio Ahmadiyah sehingga ia pun
memperoleh materi untuk dapat mengeluarkan saudaranya dari Ahmadiyah.
Akan tetapi yang terjadi adalah alih-alih dapat mengeluarkan
saudaranya dari Ahmadiyah, ia sendiri pun akhirnya berbaiat.

Mubaligh kita dari India menulis bahwa para non-Ahmadi menghadiri
kegiatan tabligh kita di Bengal. Kemudian salah seorang diantaranya
berkata bahwa keponakannya merupakan seorang Ahmadi dan ia membenci
para Ahmadi. Namun sekarang ia bersumpah atas nama Allah Ta’ala bahwa
para Ahmadi merupakan orang-orang muslim sejati. Peristiwa ini
kemudian diikuti dengan baiatnya beberapa orang diantara mereka.

Beberapa kisah berikut ini memperkuat keimanan kita.

Hadhrat Masih Mau’uda as bersabda bahwa ini merupakan keberkatan dari
misi ilahi bahwa misi ini senantiasa dipelihara dan tumbuh di
tengah-tengah para penentang. Mereka yang membuat rencana besar dan
luar biasa bahkan menuntut pengadilan terhadap tuduhan pembunuhan
namun sesuatu yang datang dari Allah Ta’ala tidak akan sia-sia. Aku
berkata kepada kalian dengan sebenar-benarnya bahwa jemaat ini berasal
dari Allah Ta’ala. Jika jemaat ini adalah buatan manusia maka segala
upaya licik tadi tentu telah melenyapkan jemaat ini. Namun
perkembangan Jemaat yang kita rasakan ini merupakan dalil bahwa Jemaat
ini berasal dari Allah Ta’ala. Dengan demikian, jika kalian
meningkatkan keyakinan ini, maka sedemikian rupa hati kalian akan
terus bersinar.

Sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud as merupakan firman-firman Ilahi dan
kita menyaksikan misi ini sungguh mengalami perkembangan di
tengah-tengah penentangan. Kita semua perlu mengintrospeksi diri dan
melihat apakah kekuatan keimanan kita senantiasa semakin kuat, apakah
hati kita semakin terang, apakah kita condong dan tertarik pada agama
dan apakah kita mengamalkan perintah-perintah ajaran islam!

Banyak orang menulis dan berkata bahwa kondisi rohani mereka mengalami
kemajuan setelah baiat. Banyak wanita yang menulis mengenai suami
mereka yang akhlaknya menjadi berubah setelah masuk Ahmadiyah dan
sekarang mereka merasakan kedamaian di dalam rumah mereka. Lihatlah
bagaimana orang-orang ini sedang menciptakan perubahan di dalam
kehidupan mereka, dan seperti ini jugalah hendaknya yang terjadi di
dalam diri kita.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa bacalah Al-Quran dan janganlah
berputus asa dari Allah Ta’ala. Mukmin sejati tidak pernah berputus
asa dari Allah Ta’ala. Ini merupakan perbuatan orang-orang kafir yang
berputus asa dari Allah Ta’ala. Tuhan kita adalah Dia yang berkuasa
atas segala sesuatu. إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Bacalah terjemahan Al-Quran, perindahlah shalat kalian dan pahamilah
arti bacaannya. Juga panjatkanlah doa dalam bahasa kalian sendiri.
Janganlah kalian membaca Al-Quran dengan menganggap bahwa ini adalah
seperti sebuah buku biasa melainkan ini adalah Firman Allah Ta’ala.
Dirikanlah shalat sebagaimana Hadhrat Rasulullah saw biasa
mengerjakannya. Sampaikanlah segala permohonan dan kebutuhan kalian
dengan penuh ghairat dalam bahasa kalian sendiri kepada Allah Ta’ala
dalam shalat. Hal ini tidaklah membuat shalat kalian tidak batal.
Akhir-akhir ini orang-orang merusak shalat mereka. Apa yang mereka
lakukan selama shalat adalah membuat gerak-gerik saja. Mereka
mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa seperti ayam sedang mematuk
makanannya dan setelah itu mereka duduk sambil memanjatkan doa-doa.
Hakikat shalat adalah doa. Lalu bagaimana pula ruhnya dapat diraih
ketika doa dipanjatkan setelah shalat? Sama halnya dengan seseorang
yang pergi ke istana seorang raja dimana ia memiliki kesempatan untuk
menyampaikan permohonannya namun ternyata ia tidak mengatakan satu
patah kata pun. Malahan, ia baru menyampaikannya ketika telah
menginggalkan istana. Apa faedah yang akan ia raih dengan cara seperti
ini? Demikianlah kasus mereka yang tidak menyampaikan permohonan
mereka dengan kerendahan dan kelembutan hati selama melaksanakan
shalat. Hendaknya kalian menyampaikan apa yang kalian inginkan selama
shalat seraya juga memperhatikan segala adab-adab shalatnya.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa adalah wajib untuk membaca
surah Al-Fatihah di dalam shalat dan doa ini secara jelas menunjukan
bahwa segala permohonan hendaknya disampaikan pada saat shalat. Oleh
karena itu, Allah Ta’ala telah mengajarkan doa ini sebagai berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ (٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(٤)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemiliki
hari pembalasan. Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada
Engkau kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Yakni jalan yang orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka
yang sesat. [Al-Fatihah, 1:1-7] Hal ini berarti, sebelum menyampaikan
permohonan, adalah penting untuk memuji dan mengagungkan Allah Ta’ala
yang membangkitkan ghairat dan kecintaan di dalam jiwa kepada-Nya.
Inilah kenapa disebutkan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Yang Maha Pengasih artinya yang menurunkan karunia tanpa diminta dan
tanpa melakukan sesuatu apapun sebelumnya, serta Yang Maha Penyayang,
yakni yang juga memberikan ganjaran terhadap segala amalan di dunia
ini dan juga di akhirat. Pemilik hari pembalasan, yakni segala
pembalasan –terhadap yang baik dan yang buruk- ada pada-Nya. Seseorang
baru benar-benar beriman terhadap ketauhidan ilahi jika ia mengakui
Allah Ta’ala sebagai Pemilik hari pembalasan.

Perhatikanlah, adalah dosa dengan menganggap mereka yang berkuasa
sebagai segalanya dan hal ini sama saja dengan menyekutukan Allah
Ta’ala. Sungguh, ketaatan terhadap mereka adalah hal yang penting
dengan pengertian bahwa Allah Ta’ala lah yang telah memberikan mereka
kekuasaan akan tetapi janganlah sampai menjadikan mereka sebagai
tuhan. Penuhilah hak-hak manusia terhadap manusia dan hak-hak Allah
terhadap Allah Ta’ala. Kemudian katakanlah bahwa “Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus yakni jalan yang
terhadap mereka, Engkau telah anugerahi nikmat-nikmat untuk masuk ke
dalam golongan para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para orang
shaleh. Keberkatan serta karunia untuk masuk ke dalam golongan ini
hendaknya dicari di dalam shalat. Selamatkanlah kami dari jalan mereka
yang dimurkai dan dari jalan mereka yang sesat. [Tafsir Hadhrat Masih
Mau’ud as, Vol I, hal 22]

Hadhrat Masih Mau’ud as menambahkan bahwa pendek kata, ini adalah
terjemahan singkat dari surah Al-Fatihah. Pahamilah terjemahan bacaan
shalat lainnya dengan cara seperti ini dan kemudian laksanakan shalat
dengan memahami maksudnya. Ini adalah adab melaksanakan shalat. Tidak
ada faedahnya hanya dengan menghafal semua bacaan shalat. Yakinlah
bahwa selama seseorang melaksanakan shalat seperti seekor burung beo,
maka ia tidak dapat meraih keyakinan sejati terhadap ketauhidan Ilahi
yakni suatu tingkatan yang membawa seseorang kepada keunggulan dalam
hal kerohanian. Yakinlah bahwa tiada Tuhan selain Allah Ta’ala dan
tunjukanlah keyakinan ini dengan amalan kalian.

Jika kita tidak memiliki kesesuaian antara perkataan dan perbuatan,
maka hal ini harus menjadi perhatian kalian. Orang-orang yang kemudian
masuk ke dalam Jemaat ini akan mengungguli kita dan kita akan
tertinggal di belakang. Perlu beberapa dekade untuk membawa kembali
generasi kita ke dalam Jemaat. Adalah penting untuk melaksanakan
shalat dengan penuh pemahaman. Kita tidak ingin generasi kita
tertinggal di belakang yakni para mubayin baru mengalami peningkatan
dalam standar kerohanian mereka sedemikian rupa sehingga mereka akan
menjadi penerima berkat-berkat yang telah dijanjikan kepada Hadhrat
Masih Mau’ud as. Renungkanlah sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud as ini.
Ini adalah kewajiban setiap Ahmadi. Tingkatkan kekuatan keimanan
kalian dan terangilah hati kalian dan jadilah kalian orang-orang yang
menerima segala karunia dan keberkatan. Berusahalah dan janganlah
memutuskan hubungan yang telah kalian buat dengan Hadhrat Masih Mau’ud
as. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk menjalin
hubungan yang kuat dengan Allah Ta’ala dan memahami tujuan kedatangan
Hadhrat Masih Mau’ud as dan jadilah kalian Ahmadi yang kuat dan aktif
di dalam Jemaat. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita
untuk menyebarkan ajaran Hadhrat Rasulullah saw di dunia ini dan
senantiasa menjadi penerima keberkatan-keberkatan dari Allah Ta’ala.

Penerjemah: Hafizurrahman